Media Masyarakat Tentang Pengenalan Informasi Seputar Burung Kicau, Atau Hewan Peliharaan Dalam Perawatan, Penangkaran, dan Penyembuhan Penyakit.

Pilih Cucak Jenggot Jantan Atau Betina Untuk Lomba ?

Artikel terkait : Pilih Cucak Jenggot Jantan Atau Betina Untuk Lomba ?

Sobat Koran Burung terutama Kicau Mania atau Cucak Jenggot Mania tentunya sudah lebih faham daripada saya tentang burung berjenggot sejak lahir ini. Burung yang pada mulanya tidak berharga, kemudian banyak dipelihara sebagai burung rumahan. Setelah dipelihara lama dan gacor, burung ini berperan sebagai burung pemaster yang sangat dipilih karena kicauan khasnya yaitu ngepik dan ngebeset.

Untuk saat ini burung cucak jenggot sangat banyak peminatnya, terlebih karena kelas lomba untuk burung yang satu ini selalu tersedia di kebanyakan even lomba burung kicau. Baik jantan atau pun betinanya, burung cucak jenggot merupakan burung petarung sejati dan berwatak fighter yang ngotot dan tak mau kalah.

Burung Cucak Jenggot
Pada dasarnya tidak ada catatan husus semacam aturan yang menganjurkan untuk jenis kelamin jantan atau betina yang dilombakan. Sebagai kategori burung lomba, tentunya burung yang anda bawa ke tempat kontes adalah burung yang sudah gacor owor-owor di rumahnya, mentalnya pun sudah membuat anda percaya diri untuk mengikut sertakannya di ajang kontes. (Baca juga: Cara Memilih dan Merawat Bakalan Burung Cucak Jenggot Agar Gacor)

Menurut pengalaman dari beberapa orang narasumber yang saya temui, para cucak jenggot mania ini memaparkan pengalamannya saat kontes burung cucak jenggot atau kores ini. Saya simpulkan sebagai berikut:
  1. Cucak jenggot jantan jarang sekali yang bermental baja saat dilapang kontes, burung jantan dominan mudah terangsang ketika mendengar suara burung cucak jenggot betina.
  2. Durasi sang jantan saat berkicau tidak selama durasi burung betina.
  3. Burung cucak jenggot jantan suaranya lebih bervariasi, dominan mengeluarkan suara isian.
  4. Betinapun tidak semua monoton, betina juga bisa menirukan suara burung lain. Namun jarang keluar saat diadu ketika lomba.
  5. Suara ngepik rapat dan ngebeset dari burung cucak jenggot betina sangat seru saat dilombakan.
  6. Sang betinalebih aktif berkicau saat di arena tarung.
Fakta yang terjadi di lapang kontes, untuk burung cucak jenggot ini kebanyakan peserta mengikut sertakan burung cucak jenggot berkelamin betina karena beberapa faktor seperti di atas. Burung cucak jenggot jantan bisa di hitung jari dan terkadang tidak ada peserta yang membawanya. Burung cucak jenggot jantan lebih cocok sebagai burung rumahan, Selain lebih menghibur karena gacornya, suara kasar dan tajam burung kores jantan juga cocok untuk memaster burung lain seperti murai batu, kacer, pentet, cucak ijo dsb.

Cara mudah membedakan jantan dan betina burung cucak jenggot :
  • Dari segi fostur tubuh – Burung cucak jenggot jantan memiliki ukuran tubuh sedikit lebih besar dari sang betina.
  • Sang jantan memiliki bentuk tubuh yang simetris (proporsional) dari kepala sampai ke ekornya, sedangkan betina memiliki tubuh yang terlihat kegemukan (bulat), dari kepala sampai ekor tidak berbentuk simetris.
  • Dari segi suara – Burung cucak jenggot jantan memiliki suara yang lebih bervariasi dibandingkan betinanya.
  • Dari segi warna – Sang jantan memiliki warna bulu dada yang dominan kuning, sedangkan betina bulu dadanya berwarna putih (kuningnya pudar).
  • Dari jenggotnya – Jenggot yang dimiliki sang jantan lebih terlihat panjang, lebat atau banyak jika dibandingkan dengan sang betinanya.
  • Saat diadu – Jantan vs betina cucak jenggot, sang jantan akan terlihat gagah, sdangkan betina biasanya mengepakan sayapnya seperti ngeleper-ngeleper.
  • Burung cucak jenggot betina biasanya bertelur dengan sendirinya walaupun tidak dikawinkan. Hal tersebut biasanya dipicu oleh pakan terutama extra fooding.

Demikian yang bisa saya sampaikan mengenai fakta cucak jenggot jantan vs betina di lapang kontes ini.
Tetap jadikan Koran Burung inspirasi Kicau Mania Indonesia.

Artikel Koran Burung Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2018 Koran Burung | Design by Koran Burung